Diusianya yang terbilang muda, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) terus berusaha ‘berlari’ agar percepatanpembangunan di provinsi bungsu ini segera terwujud.
Muhammad Nor Gusti, Humas
Tidakhanya melakukan lobi-lobi di tingkat pusat. Langkah cepat yang terus dilakukan oleh Gubernur Kaltara DrH Irianto Lambrie adalah membuka 'keran' untuk sejumlah investor yang berniat membangun Kaltara.Setelah Hyundai Group telah melakukan penjajakan. Kali ini, Daewoo Group, salahsatu perusahaan dari Korea Selatan (Korsel) tertarik dengan potensi yangdimiliki Kaltara.
Saatbertemu dengan perusahaan yang berasal dari Negeri Ginseng-julukan Korsel-itu,Jumat pekan lalu, Gubernur mengatakan, perusahaan yang bergerak di bidangindustri perikanan itu berminat membangun Cold Storage (CS). Uniknya, ColdStorage itu rencananya dibangun di atas kapal.
Bahkan,di hadapan Gubernur, petinggi Daewoo Group menargetkan perakitan dapat selesaidalam waktu 2 tahun, dengan mendatangkan bahan baku dari Korsel. "BentukCold Storage yang rencananya akan dibangun di atas kapal. Bahannya akandidatangkan langsung dari Korsel untuk dirakit di perairan Kaltara.
Sayatertarik industri pengolahan hasil laut dengan konsep seperti itu. Karena seperti kita ketahui, potensiperikanan di Kaltara sangat besar. Apalagi, industry itu nantinya dengan teknologi modern. Bahkan sempatdipaparkan, ikan yang dibekukanbisa awet hingga 20-an tahun dan tidak mengurangi tekstur daging ikan itu. Mereka juga sudah punyapasar di berbagai negara di dunia," beber Irianto.
Sementaraitu, Managing Partner Cuiyc Pte. Ltd, Mr Yoo S Kim mengatakan potensi yang dimiliki oleh Kaltarabegitu besar. Dengan masuknya industry pengolahan hasil laut melalui kapal keKaltara, tentunya akan membawa dampakpositif Kaltara, bagi negara-negara Asia, dan lebih mendunia. "Kamiberharap dukungan pemerintah dan masyarakat Kaltara. Hal iniseyogianyadapat membantu percepatan pembangunan Kaltara, dan sangat memberikan dampak positif yangnyata bagi masyarakat," ujarnya.
Namunsebelum melakukannya, Gubernur kembali mengatakan akan lebih dahulu berkoordinasi dengankementerian terkait. Di antaranya dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim)maupun KementerianKelautan dan Perikanan (KKP). Selanjutnya, pihak investor juga akan melakukan survei ke lokasi."Setelah pertemuan ini tadi, mereka kembali.
Nantimereka datang lagi untuk melakukan survei," ujarnya. Bahkan, dalam waktu sekitar 3 tahunke depan, investasi ini bisa terwujud. "Tentunya akan dipersiapkan dulustudi dan perizinannya. Indonesia juga bukansatu-satunya yang mendapat tawaran ini. Jadi tadi mereka bilang, kalau tidak bisa di Indonesia, merekaakan membangun ini di Myanmar," paparnya.
Menurutnya,ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi Indonesia, terutama untuk percepatan pembangunandi kawasan perbatasan yakni Kaltara.Sebab, selain Indonesia, industri modern di atas kapal juga sudah ada di Negara Thailand.
Dariitu, Gubernur mengajak agar masyarakat dapat memberikan dukungan. Sebab ini dapat berdampak positifbagi perkembangan Kaltara di mata dunia. "Kembali saya sampaikan, kuncinyaada di kita sendiri, terutama dukungan dari masyarakat. Termasuk dari para stakeholder terkaitnya,"tuntas Irianto.(bersambung)