Masalah seks anak di Nunukan karena gaya hidup

id seks bebas, anak usia sekolah, DP3AP2KB Nunukan

Masalah seks anak di Nunukan karena gaya hidup

Ilustrasi penyebab prostitusi anak di bawah umur

Nunukan (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mengungkapkan masalah prostitusi anak.

Hal itu diakui Kepala Bidang Perlindungan Anak DP2AP2KB Nunukan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Endah Kurniawatie di Nunukan, Senin.

Ia menjelaskan bahwa fenomena prostitusi yang melibatkan anak-anak remaja di daerahnya memang menjadi perhatian pemerintah daerah setempat.

Langkah-langkah antisipasi yang telah dilakukannya hanya berupa sosialisasi saja sehubungan dengan minimnya anggaran yang dimiliki.

Ia mengungkapkan, dua faktor yang dianggap paling dominan menjadi faktor terjadinya seks bebas bagi anak-anak remaja, yakni pengaruh gaya hidup yangberlebihan dan kurangnya pengawasan dari orangtuanya.

Oleh karena itu, imbuhnya peran orangtuanya sangat dibutuhkan agar mengawasi tingkah laku anaknya utamanya pada saat malam hari.

Endah mengatakan bahwa kondisi kehidupan ekonomi orangtuanya juga menjadi salah satu faktor terjadinya seks bebas bagi kalangan remaja.

"Keterbatasan ekonomi orangtua namun karena pergaulan terjadi tuntutan kebutuhan hidup atau gaya hidup yang sangat berlebihan," paparnya.

Menyinggung soal adanya sejumlah anak sekolah yang terjangkit penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Nunukan, Endah menegaskan, belum mendapatkan laporan dari instansi terkait.

Namun tindakan yang dilakukannya selama ini hanya sebatas pencegahan melalui sosialisasi tetapi lebih penting pengawasan orangtua terhadap anaknya.

Perempuan berhijab ini menambahkan, mencegah terjadinya seks bebas bagi kalangan anak-anak remaja perlu sinergitas semua instansi terkait dengan bertindak tegas apabila menemukan anak remaja masih berkeliaran pada malam hari.

Endah juga menyarankan agar seyogyanya cafe-cafe atai warung-warung kopi di Kabupaten Nunukan membatasi waktu kunjungan bagi kalangan anak remaja.

"Sebaiknya cafe-cafe juga tidak menerima kalangan anak remaja pada jam-jam tertentu khususnya malam hari," ujar dia.


Baca juga: Pemerataan Pembangunan, Tegakkan Isu Gender dan Perlindungan Anak

Baca juga: Gubernur nilai PAUD strategis bagi karakter anak