Undunsyah Ajak Generasi Muda Berjuang Membangun Kaltara

id Tana Tidung

Undunsyah Ajak Generasi Muda Berjuang Membangun Kaltara

Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Kaltara, Undunsyah. Istimewa.

Tarakan (ANTARA) - Menghadiri Tabligh Akbar Nahdlatul ulama (NU) Provinsi Kaltara di Kabupaten Bulungan, bertepatan dengan momentum kemerdekaan Republik Indonesia ke 78.

Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Kaltara, Undunsyah mengajak warga NU untuk merefleksi hari kemerdekaan ini dengan menanamkan nilai perjuangan para pahlawan.

"Perjuangan kemerdekaan NKRI berbeda dengan negara di Asia Tenggara lainnya, ada yang sifatnya pemberian atau kompensasi. Tapi NKRI merdeka dengan banjir darah, dimana seluruh pejuang dari Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan maupun Ambon, melakukan perlawan untuk merebut kemerdekaan bangsa indonesia," kata Undunsyah di Tanjung Palas, Bulungan, Jumat (18/8).

Salah satu Tokoh NU yang banyak nerperan di Kaltara ini menuturkan, dengan sistem zona dan pulau, setelah kemerdekaan perlawanan bangsa Indonesia semakin tersistem dan terorganisir dengan baik mulai dari gerakan masyarakat hingga TNI.

"Tidak sedikit pahlawan bangsa kita menjadi korban melawan penjajahan sejak Belanda, sampai dengan jepang. Baik itu masyarakat biasa, para tokoh bangsa, para kyai, para habib dan para jenderal sampai tamtama TNI saat itu. Dalam kesempatan ini, saya mereflesi kembali ingatan kita terhadap terwujudnya kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 agustus 1945 yang sekarang telah berusia 78 tahun," ujarnya.

Undunsyah mengatakan, sebagai kaum nahdiyin diperintahkan oleh KH. Hasyim Asya'ri merupakan pahlawan revolusi jihad pada 21 Oktober 1945 melawan bangsa penjajah.

Dimana para syuhada dan mujahidin telah gugur itu, maka yang merasakan kenikmatan dari hasil perjuangannya para suhada dan mujahidin dan perempuan-perempuan hebat bangsa ini.

"Sebagai rasa penghargaan dan penghormatan, malam ini PWNU Provinsi kalimantan utara melaksanakan berbagai aktivitas sejak 16 Agustus hingga 17 Agustus malam," katanya.

Disamping perjuangan terhadap terbentuknya NKRI juga jangan lupa pembentukan provinsi Kaltara. kalau memerdekakan Indonesia banjir darah sedangkan pembentukan Kaltara banjir keringat dan air mata, karena pejuang Kaltara tidak semuanya merasakan kenikmatan yang dirasakan.

Undunsyah mengungkapkan tak sedikit yang telah dipanggil pulang ke Rahmatullah, provinsi ini terbentuk dari hasil tangan-tangan dingin tokoh masyarakat Kaltara.

Jika bukan karena mereka, semua masyarakat Kaltara tidak akan pernah merasakan kehadiran Polda di Bulungan dan SPN di Malinau serta banyak lagi yang lainnya.

"Ini saya sampaikan agar generasi kita kedepan harus paham dan mengerti. Kaltara ini terbentuk bukan pemberian tetapi atas perjuangan bapak dan ibu masyarakat Kaltara. Bayangkan sejak tahun 1999 sampaj 2012 atau sekitar 13 tahun perjuangan yang dilakukan," ucap mantan Bupati KTT ini.

Menurutnya, generasi muda yang disebut generasi zaman z, maupun generasi millenial tidak lagi banjir darah, atau banjir keringat.

Namun saat ini yang diperlukan bagi generasi z maupun generasi selanjutnya adalah membanjiri diri dengan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan keagamaan, sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain.

"Kalian (Generasi muda, red) harus memsiapkan diri dalam dalam situasi dan kondisi apapun. Dengan ada KIPI, kita jangan hanya jadi penonton atau tidak bisa membaca perubahan zaman, itu sangat disayangkan. Ini saya sampaikan sebagai renungan bagi kita semuanya, lebih khusus kita yang hadir pada malam ini, jangan terlalu lelap dalam tidur dan bermimpi, jangan juga terlalu berharap dengan pemimpin kita," kata Undunsyah.
Baca juga: 1.000 peserta diperkirakan hadir Muswil ke II Muhammadiyah Kaltara di Tarakan
Baca juga: Hadiri peresmian RS Muhammadiyah, Kapolri: Faskes memadai wujudkan Indonesia Maju 2045