Genjot Industri Manufaktur di Kaltara

id Industri, manufaktur, Kaltara

Genjot Industri Manufaktur di Kaltara

Gambar Infografis (humasprovkaltara)

Tanjung Selor (Antaranews Kaltara) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara), melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM), terus berupaya meningkatkan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Kaltara. Kepala Disperindagkop-UKM Hartono mengatakan, dengan meningkatnya produksi pada sektor industri tentu akan memberikan pengaruh positif bagi pelaku usaha di Kaltara. Pembangunan industry merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang harus dilaksanakan secara terpadu. “Ini dipandang perlu, karena pembangunan bidang industri dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” katanya, Senin (4/2). Di samping itu, lanjutnya, perlu juga adanya kelanjutan fungsi sumber daya industri itu sendiri untuk dapat menopang kehidupan manusia antar generasi.

Hartono menjelaskan, penyebab terjadinya penurunan produksi industri manufkatur di Kaltara, karena terjadinya penurunan produksi kayu di Kaltara. “Kayu ini, yang punya izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) tidak banyak. Karena HPH telah dibatasi,” kata Hartono. Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara menunjukkan terjadinya penurunan produksi industri manufaktur mikro kecil (IMK). Prosentase penurunan produksi IMK di Kaltara hingga 6,05 persen (q to q). Namun pertumbuhan Produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan IV/2018 terhadap Triwulan IV/2017 (y on y) mengalami Kenaikan sebesar 5,66 persen

Jenis IMK yang ada di Kaltara adalah industri meliputi industri kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya. Jenis industri yang mengalami penurunan itu ialah industri kayu barang dari kayu, anyaman rotan dengan prosentase -26,67 persen, industri barang logam bukan mesin dan peralatannya sebesar -18,42 persen dan industri pengolahan lalinnya -9,32 persen.

Untuk rotan yang masih satu kelompok dengan industri kayu, penjualannya tidak banyak karena buyer dari mancanegara yang datang ke Kaltara tidak sebanyak triwulan sebelumnya. Tak lain penyebab berkurangnya kedatangan tamu mancanegara lantaran harga tiket transportasi udara yang begitu tinggi sehingga membuat mereka enggan masuk ke Kaltara. “Triwulan sebelumnya tinggi karena pada saat-saat itu banyak buyer dari luar yang datang untuk membeli itu, ekspor meningkat sehingga industrinya tetap jalan,” jelasnya.

Sementara itu, jenis industri yang mengalami kenaikan produksi adalah industri Makanan 4,02 persen, industri Tekstil 20,65 persen, industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 35,46 persen, industri Barang Galian Bukan Logam 5,60 persen, Industri Farmasi, Obat dan Obat Tradisional 2,28 persen, Industri Alat Angkutan Lainnya 0,49 persen dan industri Furniture 5,72 persen.

Jenis industri manufaktur yang pertumbuhannya mengalami kenaikan

- Industri Furnitur 33,72%

- Industri barang galian bukan logam 31,97%

- Industri barang logam bukan mesin dan peralatannya 24,58%

- Industri Alat Angkutan lainnya 19,33%

- Industri pakaian jadi 13,95%

Produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan IV/2018 yang pertumbuhannya mengalami penurunan terhadap Triwulan IV/2017 (y on y) adalah :

- Industri Makanan -0,81%

- Industri Minuman -34,94%

- Industri Kayu, barang dari kayu, anyaman rotan -52,3%

- Industri Farmasi Obat dan Obat tradisional -36,32%

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara, 2019