di Kalimantan Utara akan tumbuh positif, sejalan dengan itu, seluruh pihak diharapkan dapat memanfaatkan peluang dan potensi yang ada.
"Serta mendorong sumber - sumber pertumbuhan ekonomi baru, dengan tetap waspada terhadap dinamika kondisi eksternal yang masih akan mewarnai di tahun 2023," kata Dodi usai kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 secara serentak nasional termasuk di KPwBI Provinsi Kaltara di Tarakan, Rabu.
Dia mengajak seluruh pihak untuk tetap optimis di tengah ancaman risiko resesi global pada tahun 2023.
Secara keseluruhan tahun 2022, perekonomian Kaltara diprakirakan akan lebih baik dibandingkan 2021 sebesar 4,59 persen sampai 5,39 persen didukung terutama oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor serta tumbuh positifnya lapangan usaha utama, antara lain pertambangan dan perdagangan.
“Salah satu kiat untuk menjaga tren pertumbuhan ekonomi positif tetap berlanjut adalah dengan menjaga ekspektasi ke depan, baik pemerintah, pelaku usaha, akademisi, maupun masyarakat," kata Dodi.
Tercatat beberapa peluang peningkatan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari domestik maupun eksternal.
Di industri pengolahan, seiring membaiknya kinerja pengolahan CPO dengan beroperasinya pabrik-pabrik pengolahan CPO baru dan penambahan kapasitas pengolahan pabrik CPO existing di tengah kebijakan B30 yang terus berjalan.
Sektor konstruksi pun diperkirakan akan lebih tinggi seiring dengan komitmen dari pengembang untuk dapat menyelesaikan pembangunan awal dari KIHI Tanah Kuning pada tahun 2024.
Berlanjutnya pembangunan-pembangunan proyek-proyek strategis nasional, serta proyek swasta lainnya akan menopang kinerja sektor konstruksi Kaltara.
"Sementara itu, sektor tersier diprakirakan juga akan tumbuh lebih tinggi seiring pembatasan-pembatasan yang akan lebih dilonggarkan pada tahun 2023," kata Dodi.
Baca juga: Festival KKB untuk pengembangan ekonomi lokal di Kaltara
Baca juga: FKKB 2022 mendukung ekonomi hijau di Kaltara