Tarakan (ANTARA) - Penurunan harga rapid test oleh Kementerian Kesehatan, ternyata juga berpengaruh pada ketersediaan rapid test, karena ketersediaan rapid test di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan.
Direktur Utama RSUD Tarakan, Hasbi Hasyim mengatakan bahwa pihaknya sedang mencari bahan yang harganya dibawah Rp150 ribu, dengan menggunakan koneksinya untuk mencari chip rapid test dengan harga yang ditentukan pemerintah.
"Kemarin kami stok, harganya Rp280 ribu, tapi semua habis. Memang bersamaan juga, stoknya habis dan ada edaran begitu," kata Hasbi di Tarakan, Rabu.
Sejak terjadi pandemi COVID-19 ini, diakui Hasbi membuat pihaknya sedikit kesulitan untuk pengadaan alat kesehatan. Dengan berkurangnya harga rapid test, belum diketahui pasti apakah akan mengurangi keakuratan alat rapid test, sebab pihaknya belum pernah melakukan uji validasi.
"Bahan yang masuk ini berizin dari BPOM. Kalau memang sudah dapat bahannya, maka kami akan kenakan harga Rp150 ribu. Kami sudah memesan, tapi seluruh Indonesia butuh," katanya.
Dia mengungkapkan bahwa modal satu rapid test mencapai Rp280 ribu, sehingga jika dikenakan Rp150 ribu akan merugikan pihaknya.
"Ini belanja pakai BLU (Badan Layanan Umum), itu harus dipertanggungjawabkan menjadi tanggungan kami dan Gubernur," katanya.
Baca juga: Ombudsman RI tanggapi batasan tertinggi tarif "rapid test" Rp150.000
Baca juga: Pemprov Kaltara kembali beri bantuan rapid test gratis
Berita Terkait
Kapolda: Penggunaan rapid antigen bekas di Kualanamu sejak 2020
Sabtu, 1 Mei 2021 7:10
Garuda Indonesia gelar layanan rapid test Antigen gratis mulai 2 Maret
Jumat, 5 Maret 2021 5:55
Rp105,5 juta kelebihan rapid test segera dikembalikan ke warga
Kamis, 18 Februari 2021 18:21
Terima Tambahan 8.050 Pcs Rapid Antigen, Kalak Ingatkan Perketat Perilaku Hidup Sehat
Kamis, 14 Januari 2021 16:13
BNPB Salurkan Bantuan Rapid Test Antigen ke Kaltara
Rabu, 23 Desember 2020 13:42
100 petugas KPPS di Tarakan hasil rapid tes reaktif
Kamis, 3 Desember 2020 20:05
Ditangkap, pelaku pelecehan saat rapid test di bandara
Rabu, 30 September 2020 20:47
Polisi segera "jemput bola" kasus asusila saat rapid test
Senin, 21 September 2020 5:12