Bupati Nunukan ingatkan pemantauan ketersediaan sembako

id sembako, bupati nunukan, ketersediaan

Bupati Nunukan ingatkan pemantauan ketersediaan sembako

Pedagang bumbu masak di Pasar Inhutani, Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid mendorong jajarannya rutin memantau ketersediaan sembako selama pandemi COVID-19

Nunukan (ANTARA) - Bupati Nunukan mengingatkan jajarannya agar lebih intensif memantau ketersediaan sembilan bahan pokok (sembako).

"Mengapa harus dipantau ? karena kita akui ketergantungan barang kebutuhan pokok masyarakat Kabupaten Nunukan, Kaltara pada daerah lainnya seperti Sulsel dan Malaysia tinggi," kata Bupati Asmin di Nunukan, Selasa.

Ia mendorong dan mengingatkan jajarannya agar intensif memantau ketersediaannya di pasar-pasar.

"Saya minta OPD (organisasi pemerintahan daerah) yang berkaitan dengan ekonomi khususnya penyedaian sembako agar berkoordinasi dan intens memantau perkembangan stok di pasar-pasar utamanya selama pandemi COVID-19 ini," katanya.

Laura berkeinginan kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) masyarakat selalu tersedia agar tidak menimbulkan inflasi yang dapat berdampak pada perekonomian nasional.

"Saya minta supaya sering dipantau ketersediaan sembako itu supaya tidak menjadi bahan teguran pemerintah pusat ke kita karena terjadi inflasi," pinta dia.


Tidak hanya kebutuhan pokok juga bumbu dapur, misalnya adanya temuan kelangkaan salah satu kebutuhan pokok masyarakat, yakni cabai rawit yang sempat tidak ada dijual selama dua hari.

Bupati Nunukan akui kelangkaan dan kurangnya stok bahan makanan bagi masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia di daerahnya disebabkan masih sangat tergantung dari daerah lain seperti Sulsel.

Dimana pengangkutan membutuhkan waktu dan sarana transportasi tertentu yang terbatas.

Pengangkutan bahan makanan atau kebutuhan pokok dari Sulsel seperti sayur mayur, cabai, beras, telur, dan lain-lainnya hanya berlangsung selama dua hari dalam sepekan.

Sementara produk petani di Kabupaten Nunukan belum mampu menutupi kebutuhan seluruh masyarakat di wilayah perbatasan itu.

Laura ungkapkan produksi beras setiap panen memang mengalami peningkatan tetapi jumlahnya terbatas.

Begitu pula dengan sayur mayur maupun cabai rawit dengan terpaksa memasok dari Sulsel karena produk lokal jumlahnya masih tergolong kecil.

"Memang produk lokal itu meningkat setiap panen tapi jumlahnya tidak bisa mencukupi. Jadi kita masih harus mendatangkan dari luar daerah utamanya dari Sulsel," beber dia.

Baca juga: Ketua DPD RI imbau pemerintah tinjau ulang PPN sembako dan pendidikan

Baca juga: Pemprov Kaltara Pastikan Ketersediaan Sembako Aman Hingga Idul Fitri