Warga Nunukan keluhkan harga gula dan terigu

id Nunukan, pasar inhutani, malaysia, produk luar negeri

Warga Nunukan keluhkan harga gula dan terigu

Warga Nunukan keluhkan harga gula dan terigu (foto: Susylo Asmalyah)

Nunukan (ANTARA) - Pedagang dan warga Kabupaten Nunukan, Kaltara mengeluhkan tingginya harga gula pasir dan tepung terigu.

Hal itu dikeluhkan sejumlah warga dan pedagang di Nunukan, Senin.

Samsuddin, agen kebutuhan pokok sehari-hari di Pasar Inhutani menyebutkan
harga gula pasir dalam satu kotak berisi 24 kilogram kini Rp259.000 ribu dari harga sebelumnya berkisar Rp240.000.

Begitu pula dengan harga tepung terigu seharga Rp145 ribu dalam satu kotak berisi 10 kilogram sebelumnya Rp145.000 kini Rp152.000.

Kenaikan harga itu, menurut pedagang lain karena stok menipis akibat tidak ada penyaluran dari Tawau, Sabah, Malaysia.

Padahal di Kabupaten Nunukan, dua produk itu masih mengandalkan pasokan dari negara tetangga.

"Sudah beberapa hari ini tidak ada pasokan gula pasir dan tepung terigu dari sebelah (Tawau Malaysia)," ungkap Samsuddin.

Nunukam selama ini mengandalkan pasokan dari pedagang dari Sungai Nyamuk Sebatik yang berbatasan langsung dengan Tawau.

Mega, seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Nunukanbernama juga mengakui harga gula pasir dan tepung terigu mengalami kenaikan sejak beberapa hari terakhir.

Gula pasir ukuran satu kilogram dibeli seharga Rp15.000-Rp17.000 sebelumnya produk Malaysia itu Rp13.500-Rp14.000 per kilogram.

Sedangkan tepung terigu seharga Rp15.000-Rp16.000 per kilogram dari harga normal Rp12.000 per kilogram.

Persoalan tersebut diperkirakan tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah Malaysia kian ketat dalam pengawasan pintu perbatasan terkait "perintah kawalan pergerakan" menekan kasus COVID-19.

Terkait kondisi ini, sebenarnya Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid sudah mengingatkan jajarannya agar lebih intensif memantau ketersediaan sembilan bahan pokok (sembako).

"Mengapa harus dipantau ? karena kita akui ketergantungan barang kebutuhan pokok masyarakat Kabupaten Nunukan, Kaltara pada daerah lainnya seperti Sulsel dan Malaysia tinggi," katanya.

Ia mendorong dan mengingatkan jajarannya agar intensif memantau ketersediaannya di pasar-pasar.

"Saya minta OPD (organisasi pemerintahan daerah) yang berkaitan dengan ekonomi khususnya penyedaian sembako agar berkoordinasi dan intens memantau perkembangan stok di pasar-pasar utamanya selama pandemi COVID-19 ini," katanya.

Laura berkeinginan kebutuhan sembako masyarakat selalu tersedia agar tidak menimbulkan inflasi yang dapat berdampak pada perekonomian nasional.


Baca juga: Presiden curiga, permainan harga gula-bawang merah
Baca juga: Disdakop Tarakan akan siapkan stok gula saat Ramadhan
Baca juga: Polair tangkap kapal pengangkut gula pasir Malaysia
Baca juga: Tol laut di Nunukan terancam akibat maraknya penyelundupan pangan